MOST RECENT

Adakah Bumi Lain? Life Elsewhere?

|

Drama dan orkestra peradaban manusia

Drama dan orkestra peradaban manusia setelah berjalan 10.000 tahun tetap menyisakan pertanyaan abadi, siapakah sebenarnya diri kita sendiri di alam semesta ini? Apakah yang terjadi sebenarnya pada proses kesadaran di sel-sel syaraf yang jumlahnya sekitar 200 milyar itu ketika berhadapan realitas kosmos yang telah berusia 13,7 milyar tahun yang silam? 

Apakah makna sesungguhnya dari besarnya kosmos sejauh 13,7 milyar tahun cahaya dibandingkan dengan besarnya memori kesadaran dan warna-warni spesies kehidupan di bumi dan akhirnya muncul manusia sebagai observer yang mengobservasi kejadian kosmos, evolusi hidup dan kesadaran diri itu sendiri? 

bumi lain

Penari dan pemain akrobat spesies evolusi 

Sampai saat ini kesadaran semesta yang kita ketahui hanyalah terjadi dalam  fikiran manusia, kita belum tahu bahwa kesadaran semesta itu terjadi pada spesies lain diantara kerajaan monera(bakteri), protista(amoeba), jamur, tanaman, dan binatang atau barangkali pada kumpulan virus di suatu media. Dalam arti lainnya bahwa hanyalah manusia yang dapat berfikir tentang realitas semesta, tetapi makna fisik berfikir itupun sampai saat ini belum difahami sains. Kita harus lebih dahulu memahami diri sendiri sebelum kita menyatakan probabilitas bumi bumi lain di antara jagad semesta. Kita perlu lebih percaya bahwa kehidupan bumi adalah hasil karya ciptaan yang paling mengagumkan dan permainan ini bermula di bumi.

Paradoks manusia dan kebuntuan kosmologi

Paradoks itu bukan terletak pada 10.000 megaton hulu ledak nuklir yang telah Drama dan orkestra spesies kehidupan dan peradaban manusia sedang irekonstruksi dan diurut-ulang bit demi bit DNA. Perjalanan DNA yang telah menjadikan ekspresi kehidupan di bumi, kelihatannya hanyalah mekanisme evolusi, tetapi lebih jauh lagi adalah sebenarnya proses pencarian eksistensi diri sejauh 13,7 milyar tahun cahaya sampai mendekati waktu-Planck sedekat 10exp(-43) detik. Kenapa kita harus melihat kekosongan abadi di luar 13,7 milyar tahun cahaya, sementara di bumi lebih indah untuk berlabuh selamanya? Siap diluncurkan, tetapi pada misteri siapakah diri kita sebenarnya? 7 milyar manusia, menatap 10.000 tahun berjalan, kenapa sains cepat berspekulasi ada bumi yang lain. Katakan 70% pertanyaan di bumi belum terjawab kenapa sains harus memlih 30% sisanya untuk mengambil kesimpulan.

Jauh lebih banyak sisi misteri eksistensi manusia di bumi

Bayangkan 100.000 tahun yang silam ketika memulai hidup baru sebagai manusia menganalisa kegunaan sebuah batu di dalam kegelapan gua dan menciptakan sebuah api. Dan kita mulai belajar tarian galaksi. Siapakah sebenarnya yang datang kepada 100 milyar sel-sel syaraf kesadaran kita? Lantas kenapa kita selalu menanti kunjungan mahluk asing SETI luar angkasa  sementara maksud kedatangan kesadaran manusia yang tunggal ini belum terjawab?

Kesadaran kosmos adalah semesta, peradaban adalah sandiwara, bumi panggungnya, inilah panggung sandiwara semesta. Shakespeare benar, bumi adalah panggung sandiwara, peradaban adalah sandiwaranya, kesadaran kosmos adalah tema akhirnya untuk menantikan aktor utama drama kosmos, Sang Maha Pencipta.   Semua adalah penari dan pemain akrobat mengikuti tarian galaksi: elektron, proton, photon, virus, bakteri, amoeba, jamur, tanaman, dan binatang sampai kedatangan manusia.

Seandainya ternyata probabilitas Drake = 1,apakah kosmos salah hitung? Meskipun jumlah planet yang dapat dihuni di galaksi ada 100, faktor daya dukung hidup ada, faktor tumbuhnya  peradaban ada, dan faktor peradaban yang eksis baru ada di bumi, tetapi tetap saja kalkulasi Drake ini tidak didukung realitas kemampuan fisik manusia, daya dukung energi, dan ruang-waktu yang begitu besarnya. 

Seandainya ternyata probabilitas Drake = 1, pasti kosmos tidak salah hitung. Jika kesadaran kosmos itu sudah pasti terjadi satu kali, maka peluang bumi terlahir kembali akan ada dan terus akan ada.

Seandainya Proxima Centaurus adalah tata surya tetangga terdekat.

Jarak tata surya terdekat kita ini sekitar 268.000 AU  (1 AU = 150.000.000 km), katakan pesawat ruang angkasa berawak terbaru telah dapat mencapai kecepatan 200.000 km/jam , maka waktu tempuh yang diperlukan adalah sekitar 22.945 tahun. Bagaimana bisa manusia hidup di belantara kekosongan meninggalkan peradaban selama itu tanpa bisa melihat keaslian hijau sang bumi, biru sang laut, dan kicau burung bernyanyi.  Begitu sulit dan pahitnya kita menyatakan adanya kemustahilan di alam semesta, tidak ada yang tidak mungkin tetapi kenyataan adalah kepastian. Membayangkan satu tahun cahaya dalam kekosongan

Satu tahun cahaya adalah jarak tempuh cahaya dalam satu tahun 300.000x365x24x3600=9.460.800 juta km. Jika dengan 200.000 km/jam maka jarak tempuhnya adalah 5400 tahun. Ini sebuah awal perjalanan  kekosongan yang sangat mengerikan. Tidak terbayangkan jika harus mendaki kemustahilan milyaran tahun cahaya.

Jika jarak terdekat 4.5 tahun cahaya ke Alpha centaurus, maka dapat dibayangkan kemustahilan dalam jutaan sampai dengan milyaran tahun cahaya  untuk merealisasikan secara fisik. Mendaki improbabilitas!

Mencoba mendaki kemustahilan

Contoh: Proxima Centaurus adalah tata surya terdekat matahari yang berjarak d =268.000 AU dari bumi. Jika kecepatan pesawat ruang angkasa berawak v =250.000 km/jam berangkat dari bumi, berapakah waktu tempuh yang diperlukan: 

Dengan v = 250.000 km/jam, apakah kira-kira fisik manusia cukup tahan. Sebagai acuan apollo 10 meluncur ke bumi berkisar 40.000 km/jam. 
1 AU = 1.500.000 km
d = 268.000 x 1.500.000 = 402.000.000.000.000 km
T = waktu tempuh = d/v = 160.800.000 jam = 18.356 tahun !! (10,000 tahun baru lahir peradaban). 
Seandainya sains menyatakan adanya ukuran kemustahilan bagi sang pengamat sebagai bagian realitas ruang waktu. Mungkin lebih baik menyatakan tidak ada bumi yang lain yang lebih indah selain bumi yang telah melahirkan perjalanan evolusi sejak 3.8 - 4.5 milyar tahun yang silam hingga kemunculan sang pengama, manusia. Sangat jelas bahwa bumi tinggal satu, dan tidak perlu berdebat lagi. 

Kesadaran manusia hanya satu yang menampilkan adanya kesadaran semesta, dimana bumi adalah panggung  teater kesadaran diri yang akan memunculkan sang aktor terakhir, Sang Maha Pencipta tetap dalam kerangka kesadaran manusia itu sendiri.

Jika bumi bisa memberikan gratis oksigen kenapa sains tidak bisa?

Paradoks sains dan manusia
Keinginan
Hambatan
Minimum makanan dan obat-obatan bisa menjadi gratis?
Ada
Luar biasa
Telekomunikasi antar negara/individu gratis? 
Ada
Luar biasa
Minimum konsumsi energi listrik bisa gratis?
Ada
Luar biasa
Memusnahkan senjata nuklir dan WMD lainnya? 
Ada
Luar biasa

100.000 tahun lalu kita tidak tahu kesadaran itu entah berada dimana? Jika misteri kesadaran itu tiba-tiba hilang dari bumi maka adalah mungkin kesadaran itu telah kembali ke asalnya Sang Pencipta, tetapi jika tiba-tiba kembali kesadaran itu lahir dan manusia mulai belajar lagi dari kegelapan gua awal peradaban, maka jelas bahwa Kesadaran Semesta itu tidak pernah berawal dan juga tidak pernah berakhir, abadi selamanya.

Source: http://www.geocities.com/memorigin/SatuBumi.htm

Ihsanul Huda Admin Labirin Dunia Posted by Admin on Thursday, October 14, 2010. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response.

0 comments for "Adakah Bumi Lain? Life Elsewhere?"

Leave a reply

Recently Commented

Recently Added